Jenis
monitor
Dengan perkembangannya yang sangat
pesat, saat ini terdapat tiga jenis teknologi monitor. Ketiga golongan
teknologi tersebut adalah CRT (Cathode Ray Tube), Liquid Crystal Display (LCD)
dan Plasma gas.
- CRT ( Chatode Ray Tube )
Pada monitor CRT, layar penampil
yang digunakan berupa tabung sinar katoda. Teknologi ini memunculkan tampilan
pada monitor dengan cara memancarkan sinar elektron ke suatu titik di layar.
Sinar tersebut akan diperkuat untuk menampilkan sisi terang dan diperlemah
untuk sisi gelap. Teknologi CRT merupakan teknologi termurah dibanding dengan
kedua teknologi yang lain. Meski demikian resolusi yang dihasilkan sudah cukup
baik untuk berbagai keperluan. Hanya saja energi listrik yang dibutuhkan cukup
besar dan memiliki radiasi elektromagnetik yang cukup kuat.
- LCD ( Liquid Cristal Display )
Monitor LCD tidak lagi menggunakan
tabung elektron tetapi menggunakan sejenis kristal liquid yang dapat berpendar.
Teknologi ini menghasilkan monitor yang dikenal dengan nama Flat Panel Display
dengan layar berbentuk pipih, dan kemampuan resolusi yang lebih tinggi
dibandingkan dengan CRT. Karena bentuknya yang pipih, maka monitor jenis flat
tersebut menggunakan energi yang kecil dan banyak digunakan pada komputer-komputer
portabel.
Kelebihan yang lain dari monitor LCD
adalah adanya brightness ratio yang telah menyentuh angka 350 : 1. Brigtness
ratio merupakan perbandingan antara tampilan yang paling gelap dengan tampilan
yang paling terang.
Liquid Crystal Display menggunakan
kristal liquid yang dapat berpendar. Kristal cair merupakan molekul organik
kental yang mengalir seperti cairan, tetapi memiliki struktur spasial seperti
kristal. (ditemukan pakar Botani Austria – Rjeinitzer) tahun 1888. Dengan
menyorotkan sinar melalui kristal cair, intensitas sinar yang keluar dapat
dikendalikan secara elektrik sehingga dapat membentuk panel-panel datar.
Lapisan lapisan dalam sebuah LCD :
·
Polaroid
belakang
·
Elektroda
belakang
·
Plat kaca
belakang
·
Kristal cair
·
Plat kaca
depan
·
Elektroda
depan
·
Polaroid
depan
Elektroda dalam lapisan tersebut
berfungsi untuk menciptakan medan listrik pada kristal cair, sedangkan polaroid
digunakan untuk menciptakan suatu polarisasi.
Dari sisi harga, monitor LCD memang
jauh lebih mahal jika dibandingkan dengan monitor CRT. Dan beberapa kelemahan
yang masih dimilikinya seperti kurang mampu digunakan untuk bekerja dalam
berbagai resolusi, seperti misalnya monitor dengan resolusi 1024 X 768 akan
terkesan agak buram jika dipekerjakan pada resolusi 640 X 420. Tatapi
akhir-akhir ini kelemahan tersbut sudah mulai di atasi dengan teknik anti
aliasing.
LCD berwarna menggunakan dua jenis
teknik untuk menghasilkan warna, yaitu passive matrix dan active
matrix :
Passive Matrix
Teknologi yang digunakan lebih murah
dibandingkan active matrix. Pada LCD jenis ini terdapat sederetan
transistor di atas (sumbu x) dan di samping kiri (sumbu y) monitor.
Transistor-transistor ini memberi energi pada piksel. Piksel merupakan
pertemuan dari pancaran transistor sumbu x dan sumbu y. oleh karena hal
tersebut maka teknologi ini sering juga disebut Dual Scan monitor.
Kelemahan teknologi ini, monitor
harus dilihat secara tegak lurus. Jika dipandang dari sudut agak menyamping,
maka tulisan pada monitor tidak akan terlihat. Kelemahan lain, jika ada
transistor yang mati, maka akan terlihat adanya garis gelap melintang atau
tegak lurus pada layar monitor.
Pada teknologi passive matrix
yang lebih baru seperti CSTN (Color Super-Twisted Nematic), DSTN (Double
Layer Super-Twis Nematic), dan HPA (High-Performance Addressing),
kecerahan citra lebih bagus.
Active Matrix
Menggunakan teknologi Thin Film
Transistor (TFT). Hasil warna yang diperoleh sebagus CRT, namun
teknologinya mahal. Active matrix memiliki transistor yang memancarkan
cahaya sendiri pada masing-masing piksel, sehingga warnanya lebih cerah, dan
tak harus dilihat dengan sudut pandang tegak lurus. Namun karena adanya banyak
transistor ini, mengakibatkan pemakaian daya jenis monitor ini lebih tinggi dan
kemungkinan kerusakan pada piksel lebih besar.
- Plasma gas atau Organic Light Emitting Diode (OLED)
Monitor jenis ini menggabungkan teknologi CRT dengan
LCD. Dengan teknologi yang dihasilkan, mampu membuat layar dengan ketipisan menyerupai
LCD dan sudut pandang yang dapat selebar CRT.
Plasma gas juga menggunakan fosfor
seperti halnya pada teknologi CRT, tetapi layar pada plasma gas dapat perpendar
tanpa adanya bantuan cahaya di belakang layar. Hal itu akan membuat energi yang
diserap tidak sebesar monitor CRT. Kontras warna yang dihasilkan pun lebih baik
dari LCD. Teknologi plasma gas ini sering bisa kita jumpai pada saat
pertunjukan-pertunjukan musik atau pertandingan-pertandingan olahraga yang
spektakuler. Di sana terdapat layar monitor raksasa yang dipasang pada
sudut-sudut arena tertentu. Itulah monitor yang menggunakan teknologi plasma
gas.
Cara Kerja Monitor
Prinsip kerja monitor konvensional,
monitor CRT (Cathode Ray Tube), sama dengan prinsip kerja televisi yang
berbasis CRT. Elektron ditembakkan dari belakang tabung gambar menuju bagian
dalam tabung yang dilapis elemen yang terbuat dari bagian yang memiliki
kemampuan untuk memendarkan cahaya. Sinar elektron tersebut melewati
serangkaian magnet kuat yang membelok-belokkan sinar menuju bagian-bagian
tertentu dari tabung bagian dalam.
Begitu sinar tersebut sampai ke
bagian kaca tabung TV atau monitor, dia akan menyinari lapisan berpendar,
menyebabkan tempat-tempat tertentu untuk berpendar secara temporer.
Setiap tempat tertentu mewakili
pixel tertentu. Dengan mengontrol tegangan dari sinar tersebut, terciptalah
teknologi yang mampu mengatur pixel-pixel tersebut untuk berpendar dengan
intensitas cahaya tertentu. Dari pixel-pixel tersebut, dapat dibentuklah
gambar.
Teorinya, untuk membentuk sebuah
gambar, sinar tadi menyapu sebuah garis horizontal dari kiri ke kanan,
menyebabkan pixel-pixel tadi berpendar dengan intensitas cahaya sesuai dengan
tegangan yang telah diatur. Proses tersebut terjadi pada semua garis horizontal
yang ada pada pixel layar, dan ketika telah sampai ujung, sinar tersebut akan
mati sementara untuk mengulang proses yang sama untuk menghasilkan gambar yang
berbeda. Makanya Belia dapat nonton objek yang seolah-olah bergerak di layar
televisi atawa monitor.
Pada masa awal-awal kelahira
nteknologi televisi, para ilmuwan yang merancang televisi dan tabung gambar
menemui hambatan teknis. Seperti yang Belia tahu, TV zaman baheula belumlah
sekeren dan secanggih sekarang, eh maksudnya belum mampu menampilkan detail
gambar seperti sekarang.
Dulu, lapisan yang berpendar dalam
tabung gambar kualitasnya nggak sebaik sekarang. Jadi kualitas pixel yang
dihasilkan juga tidak seoptimal sekarang. Kini, seiring dengan perkembangan
teknologi komputer yang membutuhkan kualitas TV dan monitor tabung yang lebih
baik, untungnya kualitas lapisan berpendar dalam tabung monitor telah lebih
baik.
Hasilnya diperoleh tabung gambar
yang mampu menghasilkan gambar dengan resolusi yang lebih tinggi. Wajar aja,
soalnya komputer banyak berurusan dengan text, dan itu membutuhkan detil gambar
yang tinggi.
Sayangnya, teknologi monitor dengan
tabung CRT ini ditengarai memiliki banyak pengaruh buruk bagi kesehatan
penggunanya. Sejumlah riset mengindikasikan bahwa ekspos berlebihan monitor
pada mata dapat menyebabkan penurunan kualitas penglihatan. Hal ini disebabkan
oleh radiasi sinar elektron pada tabung gambar monitor atau televisi tabung.
Tapi manusia menemukan teknologi
baru yang siap menggantikan tabung gambar sebagai alat tampilan visual. Yaitu
teknologi LCD (Liquid Crystal Display), yang memungkinkan perampingan dimensi
dan pemangkasan bobot peranti display monitor. Selain itu, teknologi yang satu
ini disebut-sebut akrab bagi kesehatan penggunanya.
Jenis – jenis printer
Printer adalah alat yang dapat
kita gunakan untuk mencetak documen (tulisan, gambar dan tampilan lainnya) dari
komputer ke media kertas atau yang sejenis. Saat ini terdapat beberapa merk
printer yang beredar dipasaran seperti Epson, Hewlett Packard (HP), Canon,
Lexmark dan yang lainnya. Dari berbagai merek dan tipe printer yang ada, secara
garis besar kita dapat mengelompokkan printer menjadi 3 jenis saja, yaitu
printer inkjet, printer laserjet dan printer dot matrik. Apa saja kelebihan dan
kekurangan dari masing-masing printer tersebut, berikut sedikit ulasanya.
1. Printer Jenis
InkJet
Printer jenis ini menggunakan
tinta untuk mencetak dengan kualitas hasil cetakannya rata-rata cukup bagus
tergantung merek dan tipe printer. Printer inkjet ini umumnya menggunakan tinta
jenis dye yang merupakan jenis tinta dengan kelebihan hasil cetakan warna yang
sempurna tetapi cepat luntur dan kurang tahan terhadap perubahan cuaca . Jenis
tinta lainnya adalah tinta pigmen yang mempunyai karakteristik tidak cepat luntur,
tidak cepat memudar apabila terkena matahari, waktu pengeringan tinta pada
media cetak lebih cepat dibandingkan dengan tinta dye namun hasil cetakan warna
tidak sebagus tinta dye. Gambar dibawah adalah printer jenis inkjet yang cukup
populer (setidaknya yang pernah saya pake)
Menurut
pengamatan penulis printer jenis inkjet merupakan jenis printer yang paling
banyak digunakan di masyarakat hal ini kemungkinan besar disebabkan harga
printer inkjet yang relative lebih murah yaitu mulai dari sekitar Rp 400.000.
Jenis Printer All In One dan Printer Inpus merupakan
jenis printer inkjet yang lagi popular saat ini. Dengan printer all in one ini
kita bisa mendapatkan fasilitas tambahan yaitu scanner dan fotocopy
selain fasilitas printer.
Sedangkan untuk printer inpus biasanya digunakan
oleh warnet atau rental komputer dengan pertimbangan printer jenis ini lebih
ekonomis dari segi pemakaian tintanya sehingga biaya cetak menjadi lebih murah,
terlebih lagi saat ini perusaan Epson telah mengeluarkan tipe Epson L100 dan
Epson L200 yang merupakan tinta inpus dengan tinta original pertama di
Indonesia.
2. Printer Jenis Laser
Jet
Printer laser adalah printer dengan bahan baku tinta berupa serbuk atau toner. Cara kerjanya yang mirip dengan mesin fotokopi sehingga menjadikan printer ini mempunyai kelebihan dalam hal kecepatan mencetak dokumen yang lebih cepat bila dibandingkan dengan jenis printer lainnya selain itu kualitas hasil cetakannya juga sangat bagus dan tinta lebih cepat kering bila dibandingkan dengan printer inkjet.
Gambar disamping adalah salah satu contoh printer
laser yang pernah saya pake (cuma pake doang ya, bukan punya sendiri..) yaitu
Printer HP2605dn. Dari pengalaman printer laser ini lumayan awet, terbukti
printer yang dibeli sekitar 3 tahun yang lalu ini masih saya pake bersama 20-an
user lain dan masih tetep OK.
Satu kekurangan Printer Laser adalah harganya
yang reltif lebih mahal bila dibandingkan dengan printer inkjet sehingga
printer Laser umumnya hanya dipakai oleh instansi atau perkantoran saja.
3. Printer Jenis Dot
Matrik
Printer Dot-Matrix adalah jenis printer yang resolusi cetaknya masih sangat rendah hal ini disebabkan karena print head printer jenis ini terdiri dari jarum-jarum yang tersusun (sekitar 9-24 pin), nantinya jarum-jarum ini akan “memukul” pita (printer ribbon) sehingga membentuk sebuah karakter pada kertas. Printer jenis dot matrik memiliki kelebihan dari segi harga pita printer yang murah, awet digunakan terbukti dari beberapa printer dot matrik yang pernah saya temui sudah berumur diatas 8 tahun dan printer jenis ini bisa digunakan untuk mencetak kertas rangkap atau continuous form.
Disamping kelebihan diatas Printer jenis dot
matrik mempunyai kekurangan dalam hal kualitas cetakan yang tidak sebagus printer
inkjet dan laserjet, printer jenis ini hanya cocok untuk mencetak dokumen
berupa tulisan saja dan umumnya printer dot matrik hanya mempunyai satu warna,
yaitu warna hitam. Ketika sedang mencetak, printer jenis ini mengeluarkan suara
yang cukup keras yang ditimbulkan dari pergerakkan mekanik dan head printernya.
Selain itu meskipun harga pita printernya cukup murah, harga printernya sendiri
relatif mahal bila dibandingkan dengan printer jenis inkjet.
Demikianlah sedikit ulasan tentang jenis-jenis printer
yang ada dipasaran, pastinya dalam memilih printer adalah berdasarkan kebutuhan
bukan hanya kualitas cetakan dan harga semata.
CARA KERJA
PRINTER
Printer adalah sebuah
alat cetak yang terhubung langsung dengan komputer. Bila dulu model printer
sangat sederhana, maka saat ini kita bisa menemukan beberapa jenis printer.
Jenis printer akan menentukan resolusi hasil cetakan yang dihasilkan. Resolusi
itu sendiri merupakan jumlah titik dalam satu inch dan dinyatakan dalam satuan
dpi (dot per inch). Cara kerja printer juga berbeda - beda menurut jenisnya.
Supaya pembahasan cara kerja printer tidak meluas, maka disini akan dibatasi
untuk membahas cara kerja printer laser.
printer laser merupakan
jenis printer yang menggunakan toner. Cara kerja printer laser ini mirip dengan
cara kerja mesin foto copy. Printer laser memiliki kecepatan yang tinggi dalam
mencetak. Kualitas hasil cetakan dari printer laser juga sangat tajam.
Berikut ini adalah
penjelasan tentang cara kerja printer laser:
- Jutaan bite karakter data dialirkan dari komputer kita ke printer
- Sebuah sirkuit elektronik yang terdapat di dalam printer (saat ini juga sudah ditanamkan di dalam komputer yang lebih modern) akan mengatur bagaimana cara mencetak data tersebut supaya benar tercetak pada sebuah kertas.
- Rangkaian elektronik akan mengaktifkan kawat korona yang merupakan kawat dengan tegangan tinggi yang memberikan muatan listrik statis kepada apapun yang aad di dekatnya.
- Kawat korona tersebut akan menyentuh drum photoreceptor sehingga muatan positif akan menyebar merata pada permukaan drum.
- Pada saat yang sama, sirkuit akan mengaktifkan laser sehingga bisa menarik gambar halaman ke arah drum. Sebenarnya sinar laser tidak benar - benar bergerak, namun hanya memantul melalui cermin yang berada diatas drum sehingga sinar laser bisa mengenai permukaan drum dan menghapus permukaan positif yang ada disana serta. Sebagai gantinya, sinar laser akan menciptakan sebuah bidang yang bermuatan negatif. Secara bertahap, gambar daris eluruh halaman akan menumpuk pada permukaan drum.
- Sebuah roll tinta akan menyentuh permukaan fotoreseptor dengan toner. Toner telah diberi muatan listrik positif sehingga bisa menempel di permukaan bagian drum photoreseptor yang memiliki muatan negatif. kemudian gambar bertinta halaman terbentuk di permukaan drum.
- Selembar kertas akan bergerak menuju drum dan akan diberi muatan listrik positif oleh kawat korona.
- Ketika kertas bergerak mendekati drum, muatan posotof akan menarik toner bermuatan negatif dan gambar akan dipindahkan dari drum ke kertas. Pada proses ini, partikel toner hanya menempel di permukaan kertas
- Kertas yang telah tertempel toner akan melewati 2 roll panas. Panas dan tekanan yang diberikan dari roll akan membuat toner menjadi cepat kering secara permanen di dalam serat kertas.
- Hasil prinout akan keluar seperti layaknya proses pada mesin foto copy.
0 komentar:
Posting Komentar